Menurut aristoteles , manusia merupakan zoon politicon sehingga manusia memiliki peran ganda, yaitu selain sebagai makhluk individualis, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan interaksi satu sama lain. Interaksi tersebut dimulai dari proses sosialisaisi yang terjadi semenjak mereka dilahirkan kedunia. Sosialisasi itu dimulai dari lingkungan yang paling kecil , yaitu lingkup keluarga. Keluarga merupakan suatu agen sosialisasi khususnya peranan orang tua. karena mereka berperan untuk membentuk karakter sarta nilai-niali yang ditanamkan orang tua kepada anaknya . dalam keluarga, setiap anggotanye memeliki status dan peranan yang sangpenting. Menurut Astrid S. Susanto dalam bukunya Pengantar Tekhnologi dan dan Perubahaan sosial , status merupakan kedudukan obyejtif yang memberi hak dan kewajiban kepada orang yang menempati suatu kedudukan . sedangkan role atau peranan merupakan dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peranan atau role muncul setelah adanya status kedudukan yang terdapat dalam diri seseorang untuk mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban
Dalam ilmu sosial, kehidupan sosial merupakan kehidupan bermayarakatyangMenurut aristoteles , manusia merupakan zoon politicon di tandai dengan sikap dan perilaku menghargai dan menghormati antar anggota keluarga,bertetangga, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial, bergotong royong,tenggang rasa, tolong menolong baik yang bersifat moril maupun yang bersifat meteril. Kehidupan bersosial itu sangat penting dan perlu di bina terus, karena dapat menciptakan suasana aman,damai sehingga tidak terjadi kesenjangan soial antar sesama. Tanpa ada orang lain manusia tidak bisa melakukan tindakan apapun. Management essential mengatakan “ketika anda memrlukan bantuan bukan teman anda yeng lebih dulu membantu tetapi tetanga anda”
Di atas telah dijelaskan pengertian kehidupan sosial, dan bagaimana gambaran kehidupan sosial di perkotaan dan pedesaan.
Kehidupan Sosial Di Perkotaan
Kota merupakan tempat atau pusat kegiatan disegala bidang , baik itu pemerintahan, perdagangan, dan kota identik dengan keramaian. Tiap tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk khusus kota-kota besar yang cukup signifikan karena masyarakat menganggap kota merupakan tempat untuk mengadu nasib. Di perkotaan dengan gaya hidup yang serba medoren dan konsumerisme, menyebabkan manusia bersifat individualistik dan materialistik artinya penuh dengan keegoisan,sikap masa bodoh, dan segala sesuatu hanya diukur dengan materi dan materi, seperti peribahasa mengatakan “tak ada persahabatan yang abadi, hanya kepentingan yang abadi”. Sehingga tidak heran pula banyak sekali generasi muda (young generation) yang terjerumus dalalm tindakan kriminal seperti terlibat dalam kasus narkoba, pelacuran, perampokan, hal itu semua terjadi karena tuntutan kebutuhan hidup yang tidak diimbangi dengan kemampuan (faktor ekonomi).
Kehidupan Sosial Di Pedesaan
Perbeda dengan kehidupan perkotaan. Pedesaan sangat jauh dari keramaian, perdagangan, bahkan kebijakan pemerintah tidak terealisasi disana, pada umumnya masyarakat di pedesaan menyambung hidupnya dengan bertani, karyawan buruh, akan tetapi suasana kekeluargaan, solidaritas, tolong menolong , gotong-royong, serta kegiatan bakti sosial lainnya dikerjakan secara bersama-sama. Mereka belum mengenal gaya hidup, konsumerisme, budaya ketimuran masih terasa kental.
Sumber : http://bunyamingunadarma.wordpress.com/2009/10/04/kehidupan-sosial-di-perkotaan-dan-pedesaan/