Setiap manusia yang hidup bermasyarakat pasti terjadi sosialisasi antar individu tersebut. Namnu didalam kehidupan masyarakat ini pasti tidak akan selamanya berjalan mulus, tentunya karena sifat – sifat manusia yang berbeda – beda akan memunculkan pertentangan social.
Pertentangan sosial meruapakan konflik yang terjadi di masyarakat yang bias menimbulakn perpecahan didalam masyarakat tersebut. Penyebab dari perpecahan tersebut bisa dari berbagai sumber masalah seperti perbedaan pendapat.
• Prasangka Diskriminasi
Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh individu masing-masing.
• Integrasi Sosial dan Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Sedangkan Intergrasi masyarakat adalah kerjasama anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga menciptakan kehidupan yang rukun antar masyarakat. Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkurangnya sikap-sikap prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi,mengdeskripsikan pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.
Perlu dicari beberapa bentuk akomodatif yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yaitu melalui empat sistem, diantaranya adalah :
1. Sistem budaya seperti nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
2. Sistem sosial seperti kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang.
3. Sistem kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis), pola-pola penilaian yang dianggap pola-pola keindonesiaan.
4. Sistem organik jasmaniah, di mana nasionalime tidak didasarkan atas persamaan ras.
Untuk menghindari dari prasangka keempat sistem diatas harus dipergunakan untuk mewujudkan tercapainya nasionalisme Indonesia.
Referensi :
http://guruhyogakomara.blogspot.com/2009/05/pertentangan-sosial-dan-integrasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar